Advertisement

Responsive Advertisement

Jangan Ada Lagi Anak Putus Sekolah



Penulis: Endang Wahyu Widiasari, S.Pd., M.Pd. (Kepala SMPN 2 Cikalongwetan)

Jika kita ingin kemajuan dan kesetaraan dengan bangsa-bangsa yang lebih maju, baik dari segi peradaban maupun tingkat kesejahteraan, maka pendidikan merupakan kunci utama. Setiap orang harus menuntut ilmu sebanyak-banyaknya untuk kebaikan diri sendiri dan umat manusia di dunia. Bahkan Rasulullah pun mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu dalam hadits Riwayat Bukhari.

Islam telah mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sejak dulu. Allah sendiri berjanji dalam Al-Qur'an bahwa Dia akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga sekolah, orang tua, dan masyarakat.

Tujuan bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah juga wajib membiayainya dan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD.

Namun, masih banyak anak Indonesia yang tidak mendapat haknya untuk sekolah. Setiap tahun, lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Padahal pemerintah telah memperhatikan dunia pendidikan dengan bantuan sekolah gratis, bantuan untuk siswa yang tidak mampu, dan didirikannya sekolah-sekolah baru yang letaknya lebih dekat dengan pemukiman penduduk.

Masih banyak ditemukan kasus anak putus sekolah, yang kebanyakan disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga, malas atau tidak berminat untuk sekolah, ataupun kurang paham akan pentingnya pendidikan. Orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah harus bekerja sama untuk menumbuhkan motivasi anak supaya timbul keinginan untuk sekolah dan mengikuti pendidikan secara lebih baik. Melalui komunikasi yang harmonis dan pemberian motivasi terus-menerus, banyak anak dapat terus melanjutkan sekolah bahkan berhasil meraih prestasi.

Tantangan tersendiri juga bagi guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswanya. Namun, melalui komunikasi yang harmonis antara guru dan siswa sangat memudahkan dalam membentuk kepribadian, akhlak, dan semangat untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

Penting bagi seluruh komponen bangsa untuk menyadari betapa pentingnya pendidikan sehingga semua orang berlomba-lomba untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki keunggulan. Dengan kerjasama dari berbagai pihak, suatu hari nanti tujuan bangsa Indonesia dapat terwujud dan pendidikan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat tanpa ada lagi kasus anak putus sekolah.

Kesimpulannya, pendidikan merupakan kunci utama untuk mencapai kemajuan dan kesetaraan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Sebagai orang Muslim, menuntut ilmu merupakan kewajiban dan janji dari Allah bahwa Dia akan meninggikan derajat orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan. Namun, masih banyak anak Indonesia yang tidak mendapat haknya untuk sekolah dan setiap tahun terdapat lebih dari 1,5 juta anak sekolah yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk bekerja sama meningkatkan akses dan mutu pendidikan. Masalah seperti faktor ekonomi keluarga, kurang minat, dan kurangnya paham akan pentingnya pendidikan harus diatasi bersama-sama melalui motivasi, komunikasi yang harmonis, dan pemberian bantuan untuk siswa yang tidak mampu. Selain itu, peran guru sangat penting sebagai mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi serta membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa.

Diharapkan dengan kerjasama dari berbagai pihak, suatu hari nanti tujuan bangsa Indonesia dapat terwujud dan pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi seluruh komponen bangsa untuk menyadari betapa pentingnya pendidikan dan berlomba-lomba untuk mengembangkan potensi diri agar memiliki keunggulan.

Posting Komentar

0 Komentar