Advertisement

Responsive Advertisement

Jika Omonganmu Tidak Didengar, Tulislah: Pendidikan Politik, Mempertahankan Kebaikan Bangsa

 

Prof. Dr. Gimbal Doloksaribu (PERGUBI)& Dr. Rusdan H (FKPMC RI)

Penulis: Dr.Rusdan H, S.Pd., SH., MM.Pd.

Kepemimpinan adalah peran yang penting dalam memajukan sebuah bangsa. Seorang pemimpin diharapkan dapat mendengarkan dan memperhatikan suara rakyatnya. Namun, dalam kenyataannya, tidak jarang kita temui pemimpin yang tidak mau atau tidak sempat mendengarkan aspirasi rakyat. Inilah saatnya bagi kita untuk tetap berupaya menyuarakan pendapat kita melalui tulisan-tulisan yang baik dan benar.

Menulis memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan secara efektif. Dalam dunia yang terus berkembang dan teknologi yang semakin maju, media sosial dan internet telah memberikan tempat yang luas bagi kita untuk berbagi pandangan dan pendapat. Jika omongan kita tidak didengar secara langsung, menulis bisa menjadi alat yang efektif untuk menyampaikannya kepada publik yang lebih luas. Maka, di saat-saat seperti ini, tulislah!

Dalam menulis untuk kebaikan bangsa, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan tulisan kita berlandaskan fakta dan kebenaran. Jangan sampai kita menyampaikan informasi yang tidak akurat atau justru menghasut. Pemimpin yang tidak mau mendengar sering kali mencari alasan untuk meremehkan atau mengabaikan aspirasi rakyat. Kredibilitas kita sebagai penulis dapat mempengaruhi keberhasilan pesan yang ingin disampaikan.

Kedua, jaga kebijakan dan bahasa yang santun dalam tulisan kita. Meskipun bisa jadi berkaitan dengan kekecewaan terhadap pemimpin, tidak adil jika kita menggunakan bahasa yang kasar atau menyerang secara personal. Tulisan yang santun akan lebih mungkin diperhatikan dan dipertimbangkan oleh masyarakat luas, termasuk pemimpin tersebut.


Ketiga, gunakan keahlian dan pengetahuan yang kita miliki untuk mengungkapkan ide atau solusi. Tidak hanya mengkritik, tetapi sampaikan juga gagasan yang konstruktif dan dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada. Pemimpin yang enggan mendengar mungkin akan lebih terbuka untuk mempertimbangkan pendapat dan saran yang datang dari sumber yang meyakinkan.

Keempat, manfaatkan media dan platform yang tepat untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Tulisan kita dapat dipublikasikan di media cetak, media pribadi, atau situs berita online yang relevan. Gunakan jaringan sosial untuk menyebarkan tulisan kita dan ajak diskusi dengan yang berpikiran sejenis atau berbeda. Dengan cara ini, pesanmu dapat mencapai orang-orang yang lebih memegang peranan penting dalam mengubah kebijakan.

Terakhir, jadilah pribadi yang konsisten dengan nilai-nilai yang kita pegang. Menulis adalah permulaan, tetapi tindakan nyata juga diperlukan agar aspirasi kita dapat diperhatikan. Dukungan terhadap organisasi atau gerakan yang sejalan dengan ide yang disampaikan di tulisan kita dapat memberikan pengaruh yang lebih kuat.

Dalam menghadapi pemimpin yang tidak serius mendengar, tulislah dengan baik dan benar. Tulislah berdasarkan fakta, gunakan bahasa yang santun, sampaikan ide dan solusi, jangkau audiens yang tepat, dan tetap konsisten dalam nilai-nilai yang kita pegang. Dengan begitu, kita dapat berperan aktif dalam mempertahankan kebaikan bangsa ini. Wallahu A'lam Bishawab, Semoga Bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar