Advertisement

Responsive Advertisement

Jangan Melihat Dosa Orang Lain, Lihatlah Dosa Diri Sendiri

 


Penulis: Dr. Rusdan H

Ada sebuah kisah inspiratif tentang seorang raja yang sangat bijaksana. Raja ini dikenal karena keadilan dan kebaikannya. Suatu hari, ada seorang pemuda yang datang kepada raja dan meminta nasihat. Pemuda ini mengeluh bahwa hidupnya sangat menderita. Dia merasa bahwa dia adalah orang yang paling malang di dunia.

Raja mendengarkan keluhan pemuda itu dengan sabar. Setelah itu, raja berkata, "Aku bisa membantumu, tapi kamu harus mengikuti apa yang aku katakan."

Pemuda itu setuju. Raja kemudian berkata, "Setiap hari, sebelum kamu tidur, tulislah tiga dosa yang kamu lakukan hari itu."

Pemuda itu mengikuti nasihat raja. Setiap hari, sebelum tidur, dia menuliskan tiga dosa yang dia lakukan hari itu. Pada awalnya, pemuda itu merasa sulit untuk menuliskan dosa-dosanya. Namun, lama-kelamaan, dia menjadi lebih mudah untuk melihat kekurangan dirinya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, pemuda itu mulai berubah menjadi lebih baik. Dia menjadi lebih rendah hati dan lebih peduli terhadap orang lain. Dia juga menjadi lebih rajin dan tekun dalam pekerjaannya.

Suatu hari, pemuda itu kembali menemui raja dan mengucapkan terima kasih atas nasihatnya. Pemuda itu berkata bahwa hidupnya sekarang jauh lebih bahagia daripada sebelumnya.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kita harus fokus pada memperbaiki diri sendiri, dan tidak sibuk mengurusi dosa dan aib orang lain. Jika kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik, maka kita harus terlebih dahulu mengakui kesalahan dan kekurangan diri sendiri.

Kita juga harus ingat bahwa setiap orang memiliki kesalahan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa lebih baik dari orang lain. Kita harus saling menghormati dan menghargai, terlepas dari kesalahan dan kekurangan masing-masing.

Mahatma Gandhi pernah berkata, "Barang siapa yang tidak melihat kesalahannya sendiri, dia tidak akan pernah bisa memperbaikinya". 

Semoga kisah ini dapat menginspirasi dan memotivasi bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Wallahu A'lam Bishowab, Semoga Bermanfaat.**


Landasan teologisnya, Hadis Riwayat Muslim

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ فَضَحَ مُسْلِمًا فَضَحَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa membuka aib seorang muslim, maka Allah akan membuka aibnya di dunia dan akhirat".

Posting Komentar

0 Komentar